["Jika Anda tidak tahan akan letihnya menuntut ilmu, maka Anda harus menanggung perihnya kebodohan.." ]

Monday 30 December 2013

IPS "PETA"

Materi IPS  " Peta" kelas 4 



1. Pengertian Peta

Denah dan peta  sama-sama menunjukkan tempat atau wilayah. Perbedaan antara denah dan peta terletak pada luas wilayah yang ditunjukkan. Wilayah yang ditunjukkan oleh denah sangat terbatas. Sedangkan wilayah yang ditunjukkan oleh peta sangat luas. Peta bias menunjukkan wilayah kabupaten, provinsi, negara, dan benua. Bahkan, sebuah peta bias menunjukkan wilayah seluruh dunia. Luas wilayah dalam peta lebih kecil dari keadaan sebenarnya. Itu berarti wilayah yang digambar dipeta diperkecil. Namun dalam memperkecil ukuran tidak boleh sembarangan. Untuk menggambar peta harus mengikuti skala atau perbandingan tertentu. Peta atau map adalah ganbar seluruh atau sebagian dari permukaan bumi yang dilukiskan ke suatu bidang datar dengan perbandingan atau skala tertentu.

2. Unsur-unsur Peta
1. Judul peta; judul peta menunjukkan nama peta. Contoh : peta Indonesia.
2. Garis tepi peta; batas-batas pinggir gambar peta untuk menulis angka-angka derajat astronomis.
3. Legenda; keterangan yang menjelaskan symbol-simbol pada peta.
4. Simbol; gambar yang digunakan untuk mewakili objek-objek dalam peta.
5. Skala; perbandingan jarak pada peta dengan jarak yang sebenarnya.
1. 3. Mengukur Jarak Memakai Skala Sederhana
Skala adalah perbandingan jarak pada peta dengan jarak yang sebenarnya.
Bagimana cara mengukur jarak sesungguhnya menggunakan peta? Misalnya kita akan mengukur jarak antara kota A dan kota B. skala pada peta 1 : 1.000.000. langkah-langkahnya sebagai beikut :
1. Ambil jangka untuk mengukur. Tancapkanjarum jangka pada kota A. aturlah jangka supaya pensilnya tepat di atas kota B.
2. Ukurlah lebar jangka menggunakan penggaris. Kamu akan mengetahui jarak antara kota A dan B di peta.
3. Setelah diketahui jarak A dan B kita hitung jarak sesungguhnya berdasarkan skala. Misalnya, jarak A dan B adalah 5 cm. kalau skala petanya 1 : 1.000.000. berarti :
1 cm di peta = 1.000.000 cm jarak sesungguhnya.
1000.000. cm = 10.000 m = 10 km.
Ini berarti 1 cm di peta mewakili 10 km jarak sesungguhnya.
Jarak A dan B di peta 5 cm.
Ini berarti 5 X 10 km = 50 km. Jadi jarak kota A dan kota B sebenarnya adalah 50 km

4. Jenis peta berdasarkan isinya 

Berikut ini adalah penjelasan penggolongan peta berdasarkan isinya. Berdasarkan isinya peta dapat digolongkan menjadi dua jenis, yaitu: peta umum dan peta khusus (tematik).
1. Peta Umum
Peta umum adalah peta yang menggambarkan permukaan bumi secara umum. Peta umum ini memuat semua penampakan yang terdapat di suatu daerah, baik kenampakan fisis (alam) maupun kenampakan sosial budaya. Kenampakan fisis misalnya sungai, gunung, laut, danau dan lainnya. Kenampakan sosial budaya misalnya jalan raya, jalan kereta api, pemukiman kota dan lainnya.
Peta umum ada 2 jenis yaitu: peta topografi dan peta chorografi.
A.  Peta Topografi
Peta topografi yaitu peta yang menggambarkan bentuk relief (tinggi rendahnya) permukaan bumi. Dalam peta topografi digunakan garis kontur (countur line) yaitu garis yang menghubungkan tempat-tempat yang mempunyai ketinggian sama.
Kelebihan peta topografi:
• Untuk mengetahui ketinggian suatu tempat.
• Untuk memperkirakan tingkat kecuraman atau kemiringan lereng.Pernahkah Anda menggunakan dan melihat peta topografi? Ciri utama peta topografi adalah menggunakan garis kontur. Untuk lebih jelas mengenai peta topografi dan garis kontur dapat Anda lihat pada gambar 2.1, 2.2, dan 2.3.
Beberapa ketentuan pada peta topografi:
1. Makin rapat jarak kontur yang satu dengan yang lainnya menunjukkan daerah tersebut semakin curam. Sebaliknya semakin jarang jarak antara kontur menunjukkan daerah tersebut semakin landai.
2. Garis kontur yang diberi tanda bergerigi menunjukkan depresi (lubang/cekungan) di puncak, misalnya puncak gunung yang berkawah.
3. Peta topografi menggunakan skala besar, antara 1 : 50.000 sampai 1 : 100.000.
Berikut ini beberapa contoh peta topografi.

 
 Gambar 1.2. Garis kontur dengan interval (jarak antara 2 kontur) 40 meter.
 
Gambar 1.3. Jarak kontur.
Perhatikan gambar 1.3.!
Berdasarkan jarak antara kontur dan tanda pada kontur, Anda dapat menyimpulkan bahwa: Pada peta 1A adalah daerah curam karena jarak antara garis konturnya rapat dan B adalah daerah landai karena jarak konturnya jarang. Sedangkan pada peta 2,D adalah daerah curam karena jarak konturnya rapat,E adalah daerah landai karena jarak konturnya jarang, dan C adalah daerah depresi (lubang/cekungan) di puncak karena diberi tanda bergerigi.
Pada gambar 1.4!
Menunjukkan kenampakan gunung dengan puncaknya yang digambarkan menjadi peta kontur. Pada gambar tersebut, A daerah curam, B daerah landai dan C daerah cekungan di puncak.
 

B. Peta Chorografi
     Peta Chorografi adalah peta yang menggambarkan seluruh atau sebagian permukaan isi bumi dengan skala yang lebih kecil antara 1 : 250.000 sampai 1 : 1.000.000 atau lebih.
Peta chorografi menggambarkan daerah yang luas, misalnya propinsi, negara, benua bahkan dunia. Dalam peta chorografi digambarkan semua kenampakan yang ada pada suatu wilayah di antaranya pegunungan, gunung, sungai, danau, jalan raya, jalan kereta api, batas wilayah, kota, garis pantai, rawa dan lain-lain. Atlas adalah kumpulan dari peta chorografi yang dibuat dalam berbagai tata warna. Berikut ini adalah contoh peta chorografi.

2. Peta Khusus atau Tematik
Setelah Anda memahami jenis peta umum, sekarang kita akan mempelajari jenis peta khusus atau tematik. Disebut peta khusus atau tematik karena peta tersebut hanya menggambarkan satu atau dua kenampakan pada permukaan bumi yang ingin ditampilkan. Dengan kata lain, yang ditampilkan berdasarkan tema tertentu.
Peta khusus adalah peta yang menggambarkan kenampakan-kenampakan (fenomena geosfer) tertentu, baik kondisi fisik maupun sosial budaya.
Contoh peta khusus/tertentu: peta curah hujan, peta kepadatan penduduk, peta penyebaran hasil pertanian, peta penyebaran hasil tambang, chart (peta jalur penerbangan atau pelayaran).
Berikut ini beberapa contoh peta khusus/tematik.

 
  Keterangan gambar 1.6:
Judul peta: Peta kepadatan penduduk P. Jawa.
Untuk membedakan kepadatan penduduk tiap wilayah ditunjukkan dengan perbedaan warna. Berdasarkan legenda (keterangan) peta:
• warna hitam: kepadatan penduduknya lebih dari 701 orang setiap 1 km2.
• warna agak hitam: kepadatan penduduknya antara 400 orang sampai 700 orang setiap 1 km2.
• warna putih: kepadatan penduduknya kurang dari 400 orang setiap 1 km2.


                          
Anda amati baik-baik gambar 1.7. Menurut Anda jenis peta apa dan apa judul peta tersebut? Gambar 1.7 termasuk jenis peta khusus/tematik dengan judul “penyebaran curah hujan di beberapa tempat di Indonesia”. Untuk membedakan besar kecilnya curah hujan pada masing-masing wilayah digunakan simbol batang yaitu grafik. Grafik itu menggambarkan besarnya curah hujan selama 1 tahun (Januari sampai Desember). Besarnya curah hujan setiap bulan ditentukan dengan tingginya batang.
Di bawah ini terdapat contoh tabel curah hujan untuk kota Medan, Jakarta dan Bandung pada tahun 1999. Tabel 1. Tabel data curah hujan di Medan, Jakarta dan bandung tahun 1999.
5. Jenis Peta berdasarkan skalanya
Peta tidak sama besarnya (ukurannya). Ada peta yang berukuran besar dan ada peta yang berukuran kecil. Besar-kecilnya peta ditentukan oleh besar-kecilnya skala yang digunakan.
Skala peta adalah perbandingan antara dua titik di peta dengan jarak sebenarnya di permukaan bumi atau lapangan.
Untuk lebih jelasnya marilah kita bahas penggolongan peta berdasarkan skalanya.
Berdasarkan skalanya peta dapat digolongkan menjadi empat jenis, yaitu:
1. Peta kadaster/teknik adalah peta yang mempunyai skala antara 1 : 100 sampai 1 : 5.000. Peta ini digunakan untuk menggambarkan peta tanah atau peta dalam sertifikat tanah, oleh karena itu banyak terdapat di Departemen Dalam Negeri, pada Dinas Agraria (Badan Pertanahan Nasional).
2. Peta skala besar adalah peta yang mempunyai skala 1 : 5.000 sampai 1 : 250.000. Peta skala besar digunakan untuk menggambarkan wilayah yang relatif sempit, misalnya peta kelurahan, peta kecamatan.
3. Peta skala sedang adalah peta yang mempunyai skala antara 1 : 250.000 sampai 1: 500.000. Peta skala sedang digunakan untuk menggambarkan daerah yang agak luas, misalnya peta propinsi Jawa Tengah, peta propinsi maluku.
4. Peta skala kecil adalah peta yang mempunyai skala 1 : 500.000 sampai 1 : 1.000.000 atau lebih. Peta skala kecil digunakan untuk menggambarkan daerah yang relatif luas, misalnya peta negara, benua bahkan dunia.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa semakin besar angka pembandingnya berarti skala peta itu makin kecil.
Perhatikan kembali peta curah hujan pada gambar 1.7. Berdasarkan isinya peta tersebut termasuk peta tematik (khusus), tetapi berdasarkan skalanya termasuk peta ....
Anda sudah paham dengan jenis peta berdasarkan skalanya? Kalau sudah, kita lanjutkan dengan penggolongan peta berdasarkan tujuannya.

6. Jenis Peta berdasarkan tujuannya 
Peta dibuat orang dengan berbagai tujuan. Berikut ini contoh-contoh peta untuk berbagai tujuan:
1. Peta Pendidikan ( Educational Map).
Contohnya: peta lokasi sekolah SLTP/SMU.
2. Peta Ilmu Pengetahuan.
Contohnya: peta arah angin, peta penduduk.
3. Peta Informasi Umum ( General Information Map).
Contohnya: peta pusat perbelanjaan.
4. Peta Turis ( Tourism Map).
Contohnya: peta museum, peta rute bus.
5. Peta Navigasi.
Contohnya: peta penerbangan, peta pelayaran.
6. Peta Aplikasi ( Technical Application Map).
Contohnya: peta penggunaan tanah, peta curah hujan.
7. Peta Perencanaan ( Planning Map).
Contohnya: peta jalur hijau, peta perumahan, peta pertambangan.
Di bawah ini disajikan beberapa contoh peta, yaitu peta curah hujan, peta tekanan udara dan arah angin.
 
Peta persebaran curah hujan di atas berdasarkan tujuannya termasuk aplikasi.
 

 7. Fungsi Peta

 Secara umum fungsi peta dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Menunjukkan posisi atau lokasi suatu tempat di permukaan bumi.
2. Memperlihatkan ukuran (luas, jarak) dan arah suatu tempat di permukaan bumi.
3. Menggambarkan bentuk-bentuk di permukaan bumi, seperti benua, negara, gunung, sungai dan bentuk-bentuk lainnya.
4. Membantu peneliti sebelum melakukan survei untuk mengetahui kondisi daerah yang akan diteliti.
5. Menyajikan data tentang potensi suatu wilayah.
6. Alat analisis untuk mendapatkan suatu kesimpulan.
7. Alat untuk menjelaskan rencana-rencana yang diajukan.
8. Alat untuk mempelajari hubungan timbal-balik antara fenomena-fenomena (gejala-gejala) geografi di permukaan bumi.

0 comments:

Post a Comment